Di daerah sobat Angka Jaya sudah memasuki musim penghujan? Musim penghujan banyak dinanti oleh kebanyakan petani karena membawa air yang melimpah untuk tanaman mereka dan tanah kering pun menjadi subur kembali. Namun taukah sobat bahwa cuaca yang sering hujan mengakibatkan beberapa jamur dapat tumbuh dengan baik pada beberapa tanaman, salah satunya tanaman cabai. Tanaman cabai yang terserang penyakit dapat menurunkan hasil panen dan juga kualitas cabai menjadi buruk. Sahabat Angka Jaya perlu tahu gejala-gejala yang ditimbulkan ketika tanaman cabai terserang penyakit untuk dilakukan pengendalian. Pasalnya, terdapat peyakit pada tanaman yang dapat meneyebar melalui angin ataupun percikan air.
Berikut penyakit yang menyerang tanaman cabai saat musim hujan:
Penyakit busuk buah antraknosa
Penyakit antraknosa disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici. Cendawan ini termasuk jenis patogen yang dapat terbawa oleh benih. Penyakit ini dapat menyerang berbagai jenis tanaman salah satu diantaranya adalah tanaman cabai. Tanaman cabai yang terserang penyakit ini ditandai dengan bercak coklat kehitaman/ keabu-abuan pada buah yang dapat membesar atau menyebar sehingga buah menjadi layu, mengering, ataupun busuk. Penyakit antraknosa berkembang saat musim hujan atau kondisi yang lembab dan dapat menyebar ke tanaman lain melalui percikan air.
Penyakit busuk buah dapat dikendalikan dengan memilih benih padi yang sehat dan bebas dari pateogen pembawa penyakit. Menjaga jarak tanam juga perlu dilakukan untuk menghindari percepatan penularan penyakit. Selain itu, pembersihan lahan dan membuang buah cabai yang terserang agar jamur tidak menyebar ke tanaman lain.
Penyakit layu fusarium
Penyakit layu fusarium disebabkan oleh infeksi jamur Fusarium oxysporum yang menyerang tanaman cabai. Jamur ini mudah berkembang biak pada tingkat kelembapan udara yang sangat tinggi apalagi disaat cuaca hujan secara terus menerus. Jamur ini dapat menular melalui benih maupun alat-alat pertanian. Gejala awal ditandai dengan daun bagian bawah menjadi layu, menguning, dan mengering kemudian merambat ke bagian atas ranting muda sehingga tanaman menjadi layu. Gejala lain yang ditimbulkan yaitu akar dan batang menjadi kecoklatan.
Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang penyakit agar tidak menular ke tanaman lain. Selain itu sobat Angka Jaya juga dapat mengurangi penggunaan pupuk berkadar Nitrogen tinggi dan menggunakan pupuk NPK. Pergiliran tanaman atau rotasi tanaman juga diperlukan untuk tanaman dengan daya tahan tinggi terhadap penyakit layu fusarium.
Bercak daun
Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur cercospora capsici yang dapat menyerang tanaman cabai mulai di persemaian hingga tanaman dewasa/tua. Jamur ini tumbuh dengan baik di tempat yang lembab, apalagi dengan kondisi cuaca hujan yang terus-menerus mengakibatkan jamur dapat menyebar ke tanaman lain. Gejala yang ditimbukan penyakit ini adalah bercak berwarna berwarna coklat dengan bagian tengan tengahnya berwarna abu-abu pada daun yang dapat mengakibatkan daun layu, mengering, hingga rontok. Jika penyakit menyebar, dapat mengakibatkan daun-daun pada tanaman budidaya rontok dan memengaruhi pertumbuhan tanaman budidaya dalam menghasilkan buah. Pengendalian bercak daun harus segera dilakukan karena penyakit ini dapat menyebar melalui air hujan, angin, ataupun alat-alat pertanian.
Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan membersihkan dan menghilangkan sisa tanaman yang terserang penyakit agar tidak mudah menyebar ke tanaman lain. Pemilihan lahan dan bibit yang sehat dan bebas dari patogen pembawa penyakit juga perlu dilakukan. Pengendalian lain yaitu dengan perbaikan drainase
Rekomendasi Fungisida
Selain Tindakan pengendalian secara manual/fisik, pengendalian terhadap penyakit pada tanaman cabai juga dapat dilakukan dengan penggunaan fungisida yang tepat. Cara ini merupakan cara yang efisien apalagi ketika serangan penyakit dengan intensitas tinggi. Octave 50 WP dan Amotan 250 SC merupakan fungisida yang tepat untuk mengatasi permasalah para petani agar tanaman cabainya tumbuh sehat bebas penyakit.
Octave 50 WP merupakan fungisida sistemik yang bersifat protektif dan kuratif yang berbentuk tepung berwarna krem yang dapat disuspensikan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman bawang merah, cabai, manggan, buah naga, dan pisang. Octave ini dapat mengendalikan beberapa penyakit diantaranya penyakit layu fusarium, penyakit antranoksa, maupun penyakit bercak daun. Sedangkan Amotan 250 SC merupakan fungisida bersifat protektif, kuratif, eradiktif, dan sistemik berbentuk pekatan suspense berwarna putih, untuk mengendalikan penyakit antranoksa pada tanaman cabai. Selain penyakit antranoksa, fungisida ini juga dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit embun bulu maupun busuk buah. Dosis yang digunakan harus sesuai anjuran yang tertera pada kemasan yaitu 7,5-15 ml untuk 15 Liter.
0 Comments