Bawang merah adalah salah satu komoditas yang menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, selain itu bawang merah memiliki prospek yang bagus untuk menjadi pilihan yang tepat dalam agribisnis. Tapi apakah semudah itu ? Tentu saja dalam menanam bawang merah diperlukan panduan yang tepat. Salah satunya teknis perawatan yang dilakukan tentu harus tepat dan inilah yang dilakukan oleh salah satu petani bawang merah di sumbersewu.
Mungkin yang sering dirasakan oleh petani, ada beberapa kendala dalam tanam bawang merah pada umumnya yaitu :
- Lahan kurang subur
- Hasil umbi tidak memuaskan dalam perbedaan musim
- Harga benih bawang merah, pupuk dan pestisida yang maroket naik
- Ada salah satu masalah lagi yang membuat petani harus bekerja extra. Masalah tersebut adalah hama dan penyakit yang menjadi momok bagi petani bawang merah.
Berikut berbagai macam hama dan penyakit yang terdapat pada tanaman bawang merah :
Hama
Hama adalah perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna dan mati. Hama yang terdapat pada tanaman bawang merah sebagai berikut :
Ulat daun bawang / Ulat grayak ( Spodoptera Exiqua Hbn )
Ulat ini sangat berbahaya bagi tanaman bawang-bawangan karena serangannya memiliki daya rusak sangat tinggi dan perkembangannya sangat cepat. Hama ini memakan daging daun sebelah dalam ( endodermis ) sehingga daun tampak berwarna putih. Daun yang diserat ulat ini akan layu terkulai pengerekan daun biasanya dimulai dari ujung pangkal daun. Hama ini aktif menyerang tanaman pada malam hari.
Berikut cara pencegahan dan pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
- Sanitas kebun
- Penanam dilakukan serempak
- Pergiliran tanaman dengan tenaman yang bukan inang hama itu
- Pengendalian secara mekanis dengan memunguti telur yang terdapat diujung daun dan ulat-ulay yang terdapat si permukaan daun bagian dalam.
- Penyemprotan insektisida misalnya preza bahan aktif ( siantranilipol 100 g/l ) , prevathon bahan aktif (Klorantraniliprol 50 g/l).
- Penyemprotan dilakukan 5 hari sekali sampai 7 hari sekali, namun jika intensitas serangan hama ini sudah tergolong parah penyemprotan bisa dilakukan 2 hari sekali sampai 3 hari sekali.
Ulat tanah ( Agrotis Ipsilon Hfn )
Ulat tanah merupakan larva dari kupu-kupu ( ngengat ). Ulat tanah menyerang tanaman muda yang berumur 1-30 hari setelah tanam. Bagian yang diserang yaitu daun pucuk tanaman.
Pencegahan dan pengendalian ulat tanah ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
- Pengendalian secara mekanis dengan menangkap ulat pada sore atau malam hari untuk dimusnahkan
- Sanitas kebun
- Pemasangan perangkap berupa umpan yang disukai ulat yang diberi lem atau racun
- Penyemprotan dengan insektisida sepeti furadan 3g bahan aktif karbufura 3% disekitar pangkal batangan tanaman.
Kutu bawang ( Thrips Tabali Lind )
Kutu bawang atau lebih dikenal sebutan gurem pada bawang merah, thrips menyerap dengan mengisap cairan sel tanaman, baik pada daun maupun pada bagian tanaman yang lain. Bawang daun yang diserang hama thrips pada mulanya tampak berwarna kuning, kemudian berubah menjadi putih mengilat dan daun berkerut atau mengeriting dan akhirnya menjadi layu, mengering dan mati.
Pencegahan dan pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
- Penerapan teknik budidaya bawang daun dengan sistem mulsa plastik hitam perak
- Pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan tanaman inang.
- Pemasangan perangkap
- Penyemprotan insektisida seperti Alika bahan aktif ( Lamda sihalotrin 106 g/l )
Penyakit pada tanaman bawang merah
Penyakit moler / Layu Fusarium
Penyakit moler yang dikenal juga dengan sebutan penyakit inul adalah penyakkit pada tanaman bawang merah yang sangat berbahaya. Penyakit moler disebabkan oleh jamur patogen fusarium.
Gejala serangan fusarium pada tanaman bawang merah antara lain:
- Tanaman layu secara mendadak
- Warna daun menguning & melengkung /moler
- Akar tanaman membusuk
- Daun mengkerut dan melintir
- Umbi membusuk terdapat koloni jamur berwarna putih dan akhirnya tanaman mati.
Berikut upaya untuk mengendalikan penyakit moler dengan perlakuan fungsida dan pemupukan yang mengandung kalsium.
- Penyemprotan fungisida seperti octave bahan aktif ( Prokloraz Mangan Klorida 50% ). Penyemprotan fungisida dengan interval 5 – 7 hari sekali dimulai sejak tanam umur 10 – 15 hari setelah tanam.
- Gunakan pupuk yang mengandung kalsium seperti milagrow dan calio
Antraknosa
Penyakit antraknosa disebabkan oleh cendawan Collectotrichmm gloeosporioides Penz. atau cendawan Collectotrichmm circinans (Berk.) Vogl. Serangan penyakit antraknosa pada bawang merah menyebabkan pangkal daun mengecil dan tanaman mati sehingga penyakit ini sering disebut penyakit otomatis atau smudge. Tanda-tanda bawang merah yang diserang penyakit antraknosa adalah daun-daun bagian bawah rebah, pangkal daun mengecil, berwarna gelap, dan tanaman mati secara mendadak.
Pencegahan dan pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
- Pencabutan tanaman yang sakit dicabut untuk dibakar.
- Sanitasi kebun.
- Pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan famili Liliaceae.
- Penyemprotan fungisida, misalnya Antracol dan Dithane.
Bercak unggu
Penyakit bercak ungu disebabkan oleh cendawan Alternaria porri (Ell. cif.) atau cendawan Macrosporium porri Ell. Daun tanaman bawang merah yang diserang cendawan ini pada mulanya menampakkan bercak-bercak berwarna keputihan sampai kelabu, berukuran kecil, dan agak cekung. Bercak-bercak kecil tersebut akan meluas dan warnanya berubah menjadi abu-abu keunguan dan bertepung cokelat kehitaman yang dikelilingi warna kuning. Bila serangan sudah parah, ujung daun yang terserang akan mengering dan akhirnya tanaman mati. Cendawan ini juga menyerang pangkal batang atau leher akar yang menyebabkan pembusukan, ditandai dengan timbulnya warna kuning sampai merah kecokelat-cokelatan pada bagian yang terinfeksi.
Pencegahan dan pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
- Pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inang cendawan ini.
- Pembuatan drainase yang baik.
- Penggunaan bibit yang sehat.
- Sanitasi kebun.
- Penyemprotan fungisida seperti manik dan spiro . Dengan jarak penyemprotan 4-7 hari sekali sejak tanaman berumur seminggu setelah tanam.
0 Comments